Paradoks

Menurut wikipedia, paradoks memiliki definisi berupa suatu situasi yang timbul dari sejumlah atau beberapa fakta yang diakui kebenarannya tetapi pada akhirnya akan memunculkan suatu konflik atau kontradiksi antar fakta yang saling bertolak belakang.

Singkatnya begini, paradoks merupakan suatu pernyataan yang valid tetapi menghasilkan suatu kesimpulan yang dilematus dan membingungkan. Gimana? Udah mulai bingung dan males baca? Coba liat sejenak contoh di bawah ini dulu, pelan-pelan sambil senyum.
#eeaaa.
 kan manis tuh : )
                                              
Ada seorang anak bernama Budi, dia berkata kepada temannya “Saya ini sedang berbohong lho”

Dari pernyataan Budi tersebut, mari kita analisa,
*jika Budi ternyata benar sedang berbohong maka secara bersamaan dia berkata jujur kepada temannya. Iya kan? Coba cek lagi kalimatnya. Dia berkata “Saya ini sedang berbohong lho” dia mengatakan yang sebenarnya.
*Kemudian jika Budi ternyata tidak sedang berbohong, Namun mengatakan hal tersebut (kalimat di atas) kepada temannya, maka dia sebenarnya sedang berbohong kan?
Jadi? Jujur atau bohongkah si Budi itu? Apa bisa jujur dan bohong dalam waktu yang bersamaan?

Oke skip aja gak usah terlalu serius. Lanjut ke contoh selanjutnya yang sedikit rumit dan sepertinya tidak cukup enak untuk dilanjutkan. Sambil senyum lagi juga gak dilarang : )
lanjuut

Contoh berikutnya adalah suatu kata yang tidak lagi asing di mata anak muda tahun 2013 ini, khususnya yang suka berceloteh di sosial media. Apa itu? Mainstream. Mainstream adalah suatu pola pikir atau tindakan yang hampir sebagian besar orang lakukan atau pikirkan secara umum. Banyak yang seolah tidak mau disamakan pemikirannya dengan orang-orang pada umumnya. Mereka mengatakan dirinya Anti Mainstream. Entah itu sok-sokan atau memang begitu adanya. Kita misalkan ada seorang anak bernama Dirly, dia seorang yang berperilaku Anti Mainstream.

Jika ternyata banyak orang yang kemudian berpikiran sama seperti Dirly, lalu apa yang terjadi? suatu tindakan Anti Mainstream menjadi suatu hal umum yang orang lakukan, yang artinya Anti Mainstream = Mainstream. Jadi bagaimana bisa dua fakta yang harusnya bertantangan malah saling bercampur tidak jelas mana yang benar.

Nah itu dia beberapa contoh tentang peristiwa yang biasa kita sebut sebagai paradoks. Dari sana saya dapat pelajari bahwa dalam hidup ini tidak semua hal yang awalnya memang benar akan selalu menjadi hal yang selamanya benar.

Eh ngomong-ngomong soal hidup, saya pernah dapat wejangan menarik dari seorang yang tak dikenal yang pernah saya temui di bus sewaktu perjalanan dari Semarang ke Purwokerto, tepatnya teman seperjalanan yang usianya jauh lebih tua (Kakek-kakek) dan berada satu kursi duduk di sebelah saya. Karena perjalanan dari Semarang ke Purwokerto cukup lama (sekitar 5 jam), cukup membuat kami saling sapa tentang mau ke mana, dari mana, serta berbagai hal-hal sederhana seperti kuliah di mana, jurusan apa, dll. Beruntungnya lagi, dia bercerita banyak tentang pengalaman serta perjalanan hidupnya. Ternyata dia seorang mantan wartawan lho. Kereen. Sebuah profesi yang saya kagumi. 

Balik lagi ke cerita, jadi ceritanya gini, Beliau nitip pesan ke saya yang kurang lebih begini intinya:

Menjalani hidup itu jangan karena terpaksa, waktu kita akan sia-sia. Menjalani hidup juga jangan hanya karena senang atau cinta, harus berhati-hati, yang namanya perasaan tidak jelas batasnya ada di mana.
Jalanilah hidupmu, jalanilah sesuatu karena memang kamu membutuhkannya. Jalani hanya saat kamu merasa memang harus melakukan hal itu. Beliau berkata, bertahun-tahun mencari uang jadi wartawan gak akan bahagia kalau melakukan itu hanya karena uang. Selain gak mudah didapat, hidup terasa kering kalau kita berorientasi terus pada uang. Tambahkan sedikit makna diaktivitasmu, makna yang benar-benar membuat kita harus melakukannya.

Kalau ditengok dari satu sisi benar juga sih, seperti saat kita ingin membeli suatu barang, jangan karena terpaksa, jangan juga karena suka, tapi karena kita butuh/harus. hehe

Mempertanyakan isi dari tulisan ini benar atau salah juga sama halnya menebak duluan mana antara telur dengan ayam? Ayam ada karena telur yang menetas, tetapi telur juga terbentuk karena ada ayam sebelumnya.  *cling PARADOKS.



segitiga tak mungkin (sumber google images)


Comments

Badiuzzaman said…
EEEErrrrrika Setiyadi.. bagus er tulisannya...

Popular posts from this blog

Segalanya ada ketika di Puncak

JEPARADISE

Antar Logika dan Kemungkinan